Seperti diketahui, bulan Juni adalah bulan yang dipenuhi berbagai peristiwa penting. Mulai dari hari kelahiran presiden pertama RI, Ir Soekarno (6 Juni), hari lahirnya Pancasila (1 Juni) dan hari peresmian nama TNI (Tentara Nasional Indonesia, yang merupakan penggabungan TRI dengan milisi-milisi rakyat Indonesia pada 3 Juni), hingga tanggal terjadinya konfrontasi Indonesia-Malaysia (13 Juni).
Di bulan ini juga merupakan hari kelahiran tokoh Orde Baru, yang juga mantan Presiden RI, Soeharto. Ya, hari ini, Kamis 8 Juni 2023, merupakan hari kelahiran Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto. Seperti diketahui Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Yogyakarta. Soeharto lahir dari seorang ayah petani yakni Kertosudiro dan ibunya, Sukirah.
Masa kecil Presiden ke-2 Republik Indonesia ini dapat dikatakan tak seberuntung anak lainnya. Soeharto lahir dari sebuah keluarga sederhana. Ayahnya seorang mantri ulu-ulu atau pengatur irigasi. Semasa Soeharto kecil, tempat tinggalnya berpindah-pindah ke rumah sanak saudaranya. Bahkan ketika masih bayi, di umur baru 40 hari, Soeharto pernah dititipkan kepada kakak perempuan Kertosudiro.
Terkait dengan pendidikan, sekolah Soeharto juga sempat berpindah-pindah hingga akhirnya pada 1941, Soeharto terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah.
Kemudian pada 5 Oktober 1945, Soeharto resmi menjadi anggota TNI. Karir militer Soeharto membawanya menempati sejumlah jabatan penting, seperti pangkat sersan tentara KNIL, komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada 26 Desember 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah, seorang anak pegawai Mangkunegaran di Solo. Pasangan tersebut dikaruniai enam putra dan putri yaitu Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Lebih lanjut, mantan presiden tersebut juga diketahui sempat menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman dan Panglima Mandala (Pembebasan Irian Barat). Soeharto juga memimpin pasukan untuk merebut kembali Yogyakarta yang sempat dikuasai Belanda pada 1949.
Soeharto Ditunjuk Jadi Presiden
Situasi yang memanas pasca pemberontakan G-30-S/PKI, membuat MPRS melakukan sidang istimewa pada Maret 1967. Sidang tersebut menunjuk Soeharto sebagai pejabat Presiden. Setahun berikutnya, Maret 1968 ia resmi menjabat sebagai Presiden RI Kedua.
Dalam sejarahnya, Soeharto jadi presiden Indonesia yang menjabat paling lama. Ia memimpin Indonesia selama 32 tahun melalui 6 kali pemilu. Selama 6 kali pemilu tersebut, ia didampingi Wakil Presiden berbeda. Mulai dari Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umar Wirahadikusumah, Soedharmono, Try Sutrisno, hingga Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie.
Akhir Kekuasaan
Kepemimpinan Soeharto selama lebih dari 3 dasa warsa ini dianggap berhasil karena mampu menjaga stabilitas negara. Ia bahkan dijuluki sebagai bapak pembangunan.
Meski begitu, stabilitas yang selama itu digaungkan akhirnya goyah. Krisis ekonomi 1998 menjadi titik awal dituntutnya Soeharto mundur.
Tuntutan, demonstrasi mahasiswa hingga kerusuhan terjadi di Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan daerah lainnya. Mereka menuntut reformasi segera dilakukan dan Soeharto turun dari tampuk kekuasaannya. Situasi makin makin memanas ketika terjadi penembakan mahasiswa Trisakti hingga empat orang meninggal dunia, mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Akhirnya, Soeharto menyampaikan pidato pengunduran diri pada 21 Mei 1998. Sejumlah narasumber menyebutkan peristiwa dilengserkannya Soeharto terjadi. Kala itu, dihadapan pers, Ketua DPR/MPR Harmoko menyatakan Wakil Ketua dan Ketua Dewan setuju menggelar sidang paripurna pada 19 Mei 1998.
Ada sejumlah tokoh yang turut diundang ke Istana untuk berdiskusi terkait tuntutan masyarakat. Mereka antara lain Emha Ainun Nadjib, Megawati, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Nurcholis Madjid, dan tokoh-tokoh lainnya.
Sidang digelar dan menghasilkan keputusan bulat. Pada hari Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan bahwa dia melepaskan jabatannya sebagai Presiden. Hari saat Presiden Soeharto lengser menjadi momen lahirnya hari reformasi.
Tahun 2006, Soeharto meninggal dunia usai menjalani perawatan selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Soeharto meninggal dunia pada Minggu, 27 Januari 2006 pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. [IndS/berbagaisumber/foto: istimewa]